AsiaRaya Syariah Saham Barokah-44,63: 20: Asia Raya Saham Amanah Syariah-44,79: 21: Narada Saham Berkah Syariah-46,83: 22: Millenium MCM Equity Sektoral-47,31: 23: Narada Saham Indonesia II-51,77: 24: Narada Saham Indonesia-59,41: Sumber: Infovesta

Koreksi reksa dana saham akan lebih parah jika memperhitungkan sejak awal tahun hingga November lalu atau year to date. Bahkan ada 32 reksa dana saham yang ambles parah di atas 50%, padahal IHSG hanya terkoreksi 2,95% pada periode Wawan Hendrayana, Head of Capital Market Research Infovesta, menilai bahwa kemungkinan reksa dana yang mengalami penurunan kinerja cukup ekstrim pada November lalu dapat disebabkan oleh penurunan kinerja saham-saham yang juga cukup signifikan pada periode tersebut."Kalau yang [berkinerja ekstrim negatif dalam periode] 1 bulan terakhir iya, most likely dari kejatuhan saham gorengan," katanya. NoNama Reksa Dana SahamKinerja Ytd 29 November 201931 Desember 2018 - 29 November 2019 %1OSO Flores Equity Fund-51,312Emco Saham Barokah Syariah-51,763Narada Saham Indonesia II-51,954OSO Moluccas Equity Fund-52,675Sentra Ekuitas Berkembang-53,506Asia Raya Saham Berkembang-53,727Maybank Dana Ekuitas Syariah Saham-54,728Reksa Dana Treasure Saham Mantap-56,009VMI Dana Saham-56,2910Corfina Grow-2-Prosper Rotasi Strategis-57,0111Simas Saham Ultima-57,6812Narada Saham Indonesia-59,0313Asia Raya Syariah Saham Barokah-59,1214Aurora SMC Equity-59,5915Aurora Equity-60,3916Jasa Capital Saham Progresif-60,7017Asia Raya Saham Unggulan Syariah-60,9618Prospera Syariah Saham-62,2919Corfina Investa Saham Syariah-63,4820Treasure Fund Super Maxxi-64,2021Pinnacle Dana Prima-64,5222Aurora Dana Ekuitas-67,0023Pan Arcadia Dana Saham Bertumbuh-67,8724MNC Dana Syariah Ekuitas II-68,0725Pan Arcadia Dana Saham Syariah-68,2826Corfina Equity Syariah-69,8627Pool Advista Kapital Optimal-71,9828Aurora Sharia Equity-76,3529Pool Advista Kapital Syariah-77,1530Millenium Equity Prima Plus-77,8131Treasure Saham Berkah Syariah-79,4432Millenium MCM Equity Sektoral-79,55Sumber InfovestaMasih mengacu data BEI, secara year to date, setidaknya ada lima saham yang mencatatkan penurunan signifikan. Kelimanya adalah PT Marga AbhinayaTbk MABA -77,27%, PT Trada Alam Minera Tbk TRAM -71%, PT Hanson International Tbk MYRX - 58%, PT Hotel Mandarine Regency Tbk HOME -57%, dan PT Sinergi Megah Internusa Tbk NUSA -51%.Hanya saja, perlu dicatat bahwa kinerja reksa dana yang minus ini cuma periodik, karen investasi harusnya memang dilakukan rutin berkala dan sesuai dengan profil investasi masing-masing RISET CNBC INDONESIA tas/tas

JasaCapital Saham Progresif 0,04%; Simas Saham Prestasi 0,02%; Reksa Dana Asia Raya Saham Berkembang - 0%; Asia Raya Syariah Saham Barokah - 0%; Asia Raya Saham Unggulan Syariah - 0%; VMI Dana Saham - 0%; Asia Raya Saham Amanah Syariah - 0%; Millenium Equity Prima Plus 0,00%; Millenium Equity Growth Fund-0,01%; Emco Saham Barokah Syariah-0,01%
JAKARTA – Semenjak peletakan batu pertama pada 26 Juli 2018, proyek pembangunan Menara Majelis Ulama Indonesia MUI tak kunjung rampung hingga saat ini. Padahal proyek bernilai Rp1 triliun tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2020. Ditetapkannya pimpinan PT Prima Jaringan sebagai salah satu tersangka kasus dugaan korupsi PT ASABRI Persero turut memperkeruh proses pembangunan Menara MUI bernama Safa Marwa Tower tersebut. PT Prima Jaringan sendiri merupakan pengembang proyek Menara MUI, yang mana direktur utamanya yaitu Lukman Purnomosidi saat ini telah ditangkap oleh Kejaksaan Agung Kejagung terkait kasus ASABRI. Baru-baru ini terkuak fakta bahwa Asabri telah mengalirkan dananya ke PT Prima Jaringan melalui penerbitan obligasi syariah alias sukuk dalam dua tahap dengan total Rp725 miliar. Prima Jaringan menerbitkan surat utang bernama Sukuk Mudharabah I Prima Jaringan Tahap I pada 2017 sebesar Rp600 miliar. Pada tahun 2018, perusahaan kembali menerbitkan Sukuk Mudharabah I Prima Jaringan Tahap II senilai Rp125 miliar. Kedua sukuk ini diserap seluruhnya oleh Asabri. Semula, dana itu akan dipakai oleh Prima Jaringan untuk mengakuisisi lahan di daerah Bambu Apus Jakarta Timur. Di lahan seluas 15 hektare inilah rencananya akan dibangun sejumlah proyek properti, termasuk Menara MUI. Namun kabarnya status kepemilikan tanah tersebut saat ini diambil alih oleh pihak Kodam Jaya. Suasana lengang lokasi pembangunan menara MUI yang mangkrak di kawasan Bambu Apus , Jakarta Timur. Foto Panji Asmoro/TrenAsia Dana Pembangunan Menara MUI Mencurigakan Untuk membiayai proyek ambisius tersebut, diterbitkanlah reksa dana penyertaan terbatas RDPT. Reksa dana berbasis syariah ini diterbitkan oleh Manajer Investasi PT Asia Raya Kapital ARK dengan nama Reksa Dana Syariah Asia Raya Syariah Dana Kas Wakaf MUI. Berdasarkan informasi yang diterima rencananya dana kelolaan nasabah pada produk reksa dana itu akan diinvestasikan pada obligasi syariah yang diterbitkan oleh Prima Jaringan. Seperti diketahui sebelumnya, dana hasil penerbitan sukuk Prima Jaringan akan digunakan sebagai biaya pembebasan lahan. Menariknya, reksa dana yang menargetkan dana Rp1 triliun itu bagai jauh panggang dari api’. Ternyata produk reksa dana ini tidak laku di pasaran. Sejak dirilis pada Oktober 2019, total dana kelolaan Reksa Dana Syariah Asia Raya Syariah Dana Kas Wakaf MUI terus menyusut. Melansir data Otoritas Jasa Keuangan OJK, nilai aktiva bersih NAB atau asset under management AUM RDPT Menara MUI hanya sebesar Rp96,99 juta per 31 Oktober 2019. Angka ini terus menciut menjadi Rp90,92 juta pada periode November 2019, lalu pada akhir tahun 2019 hanya menjadi Rp90,11 juta. Parahnya lagi, AUM reksa dana syariah yang dikelola ARK itu ludes tak tersisa alias Rp0 per Desember 2020. Hingga saat ini, dana kelolaan Reksa Dana Syariah Asia Raya Syariah Dana Kas Wakaf MUI masih stagnan pada posisi terakhirnya. Hal tersebut tentu mengundang pertanyaan, mengapa proyek ambisius yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo beserta Wakil Presiden Ma’ruf Amin tak mendapatkan respons baik dari para investor. Di sisi lain, sumber menyebutkan dana yang masuk ke reksa dana kelolaan ARK itu juga berasal dari Asabri. Belakangan, diketahui Asia Raya Kapital merupakan perusahaan manajer investasi yang mayoritas sahamnya 89% dimiliki oleh mantan Ketua Partai Amanat Nasional PAN Soetrisno Bachir. Ia juga menjabat sebagai Ketua Komite Ekonomi Industri Nasional KEIN. Ia bersama saudaranya Kamaluddin Bachir memiliki sejumlah bisnis di bidang properti melalui bendera Ika Muda Group sebelum akhirnya ia merintis usaha surat kabar dan mendirikan perusahaan manajer investasi. Nama lain yang mengempit saham ARK adalah pakar ekonomi syariah serta tokoh MUI, Syafii Antonio. Lahir dengan nama Nio Cwan Chung, pria ini menggenggam saham ARK sebanyak 10%. Sedangkan, sisanya 1% dimiliki oleh PT Berkah Makmur Nusantara 1%. Untuk mengetahui lebih dalam terkait produk RDPT Menara MUI yang diterbitkan ARK, pun mencoba menghubungi Soetrisno dan Syafii. Namun, keduanya bungkam saat dikonfirmasi. Konferensi pers PT Asia Raya Kapital ARK saat peletakan batu pertama Menara MUI / Foto Likuidasi Produk Reksa Dana Pertanyaan lain yang timbul adalah mengapa Reksa Dana Syariah Asia Raya Syariah Dana Kas Wakaf MUI tak kunjung dilikuidasi oleh pihak ARK. Padahal jelas jika produk tersebut tidak laku. ARK justru membubarkan empat reksa dana saham yang dikelola perseroan dengan dana kelola sebesar Rp643,45 miliar. Hal itu diumumkan manajemen ARK melalui sebuah surat kabar pada 30 Desember 2019. Keempat reksa dana yang dilikuidasi antara lain RD Syariah Asia Raya Syariah Saham Barokah, RD Syariah Asia Raya Saham Amanah Syariah, RD Syariah Asia Raya Saham Unggulan Syariah, dan RD Asia Raya Saham Berkembang. Tak ada nama Reksa Dana Syariah Asia Raya Syariah Dana Kas Wakaf MUI pada keterangan resmi itu. “Atas dasar inisiatif manajer investasi guna melindungi seluruh kepentingan pemegang unit penyertaan, manajer investasi dan bank kustodian mencapai kesepakatan untuk membubarkan empat reksa dana Asia Raya,” tulis pengumuman tersebut. Manajemen menyebut, ada beberapa kondisi yang menyebabkan pembubaran keempat produk tersebut. Salah satunya karena posisi kas dan setara kas dari masing-masing produk tidak cukup menalangi penjualan unit reksa dananya. Pada akhir November 2019, dana kelolaan RD Syariah Asia Raya Syariah Saham Barokah dan RD Syariah Asia Raya Saham Amanah Syariah masing-masing Rp128,46 miliar dan Rp96,53 miliar. Namun, kas dan setara kas produk masing-masing hanya Rp3,7 miliar dan Rp2,16 miliar. Sedangkan, dua reksa dana lain yakni RD Syariah Asia Raya Saham Unggulan Syariah dan RD Asia Raya Saham Berkembang memiliki dana kelolaan Rp70,12 miliar dan Rp348,32 miliar, tetapi masing-masing kas dan setara kas produk itu hanya Rp376,65 juta dan Rp802,25 juta. SKO Artikel ini merupakan serial laporan khusus investigasi yang akan bersambung terbit berikutnya berjudul “Aliran ASABRI hingga Menara MUI” Aliran ASABRI hingga Menara MUI Serial 1 Jokowi Groundbreaking, Masih Mangkrak Hingga Kini
SahamInggris berakhir menguat, indeks FTSE 100 terkerek 0,10 persen. Festival dribel berlangsung semarak tutup tur trofi FIBA Asia Cup 2022. 9 Juli 2022 18:32. memberikan sambutan pada pertemuan ulama dan rakyat se-Solo Raya di di Pondok pesantren Al Barokah, Samben Gunting, Wonosari, Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (13/5/2017). (istimewa)
Menurutdata Infovesta Utama, beberapa kinerja Reksadana Asia Raya Kapital tercatat mengalami penurunan fantastis per 27 Desember 2019. Diantaranya produk Asia Raya Syariah Saham Barokah -66,83%, Asia Raya Saham Unggulan Syariah -67,14%, Asia Raya Saham Amanah Syariah -20,41% dalam waktu sebulan, dan Asia Raya Saham Berkembang -54,93%. FokusKembangkan Bisnis, MNC Asia (BHIT) Sepakat Tak Bagi Dividen Indotambang Raya Kejar Target Produksi 17,5 - 18,8 Juta Ton pada Tahun 2022. MARKET NEWS · 3 hari lalu. Raihan Kontrak Baru WIKA Beton Senilai Rp3,39 Triliun. VIDEO · 3 hari lalu. Analisis Saham: ARTO, PTBA, ADRO Hingga ANTM. Home/ Kanal / EKONOMI & BISNIS Lesehan Barokah, Rumah Makan Bernuansa Pedesaan Tampilkan Spot Cantik Ikuti Kami Rabu, 12 Agustus 2020 Rabu, 12 Agustus 2020 oleh Sultan MK

Hasilpenjualan dari Google Search ini melampaui ekspektasi yang kemudian membuat saham perusahaan Alphabet melonjak 5,5%. Asia; Afrika; Jejak Waktu Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext 308. Phone: 021 780 3747 Fax: 021 799 7903

4nL9HV.
  • t769yq0r4d.pages.dev/346
  • t769yq0r4d.pages.dev/273
  • t769yq0r4d.pages.dev/372
  • t769yq0r4d.pages.dev/196
  • t769yq0r4d.pages.dev/5
  • t769yq0r4d.pages.dev/300
  • t769yq0r4d.pages.dev/358
  • t769yq0r4d.pages.dev/235
  • t769yq0r4d.pages.dev/182
  • asia raya saham barokah